miftah fauziah

my world is a combination of lines that form the curve of meaning

Selamat Ulang Tahun Bu

       Lima puluh empat tahun silam di salah satu kota di bagian tengah Indonesia, Palopo, lahirlah seorang bayi perempuan. Bayi ini merupakan anugerah kedua dari Sang Maha Kasih yang dititipkan pada pasangan suami istri Nawir dan Siti Hali. Adalah Nahliah, nama yang diberikan untuk si bayi mungil.

      Tahun demi tahun dilewati sang bayi hingga kemudian ia tumbuh menjadi dewasa dan siap menghadapi hidup dengan kedua kakinya yang telah mapan berdiri. Nahliah remaja adalah sosok wanita yang tegas dan mandiri. Sebagai kakak perempuan pertama di keluarga, ia harus menjadi panutan untuk ke enam adiknya. Ia adalah pengatur keuangan kedua di keluarga setelah ibunya. Hampir segala kebutuhan adik-adiknya diurusi olehnya. Dengan uang hasil berlayar ayahnya, ia harus pandai mengatur agar semua kebutuhan adik-adiknya dapat tercukupi dengan baik.

     Setelah lulus dari salah satu sekolah menengah kejuruan di Jakarta, Nahliah melanjutkan sekolahnya ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta yang kini berubah nama menjadi Universitas Negeri Jakarta. IKIP Jakarta sukses membimbingnya menjadi seorang guru sejarah. SMU Negeri 5 Jakarta Pusat adalah tempat pertama ia mengabdi di dunia pendidikan. Di tempat ini pula ia bertemu dengan pasangan hidup yang telah ditakdirkan Sang Maha Cinta. Lelaki beruntung itu bernama Muhyidin, seorang yang berprofesi sama dengannya.

       Tanggal 2 Desember 1989 menjadi hari diikrarkannya janji setia mengarungi hidup bersama hingga ajal menjemput mereka. Setelah hari itu, mereka saling mengisi satu sama lain dan merencanakan masa depan bersama. Dua tahun kemudian mereka berdua dikaruniai seorang anak perempuan yang mereka namai Fadhilah Muliani. Satu setengah tahun kemudian lahirlah anak perempuan kedua mereka yang diberi nama Miftah Fauziah. Selang dua tahun berikutnya lahir anak ketiga mereka yang lagi-lagi berjenis kelamin perempuan. Mereka menamainya Shiela Safitri.

       Tiga orang anak perempuan dirasa masih kurang untuk melengkapi kebahagiaan Muhyidin dan Nahliah. Mereka amat mendambakan kehadiran seorang anak laki-laki. Ternyata doa mereka melangit dan didengar oleh Sang Maha Pemberi. Pada tahun 2000, Nahliah melahirkan seorang anak laki-laki melalui persalinan sesar. Anak bungsu ini mereka beri nama Faiz Kumara.

       Begitulah cerita singkat keluarga kecilku. Di mataku, Ibu adalah sosok wanita yang keras namun penyayang. Ibu adalah seorang wanita yang kurang ekspresif. Ia memang agak sulit dalam mengungkapkan perasaannya. Entah, mungkin ia tidak terbiasa mengungkapkan perasaannya pada orang lain, pada keluarganya sekalipun. Ibu hanya memperlihatkan ekspresi senang ataupun sedih seadanya, tak pernah berlebihan. Jika Ibu meneleponku pun kita hanya bicara paling lama lima menit. Itu pun karena ada sesuatu yang amat penting untuk dibicarakan. Aku tak pernah menceritakan hal-hal berbau perasaan pada Ibu. Sewaktu SMA dulu, aku selalu diam-diam ketika menjalin hubungan pacaran dengan seseorang. Namun kini aku berusaha untuk lebih terbuka padanya tentang apapun sekalipun ia tak berniat untuk mengetahuinya. Hidup jauh dari Ibu membuatku ingin selalu memberi kabar tentang hidupku, sekolahku, dan perasaanku padanya.

       Hari ini, tepat pada hari ulang tahunnya, aku berdoa pada Sang Maha Pemurah, agar ibu selalu disayang olehNya dan dikaruniai rezeki yang berlimpah. Aku juga berdoa agar Ia berkenan memberikan tempat pada kami sekeluarga di surga terindahNya kelak. Aamiin.

Jakarta, 22 Juli 2013

Di kamar yang baru di cat hijau

22.45 WIB

perayaan sederhana ulang tahun ibu

perayaan sederhana ulang tahun ibu

Leave a comment

Information

This entry was posted on July 22, 2013 by in a bunch of words, About someone.

line

note

beauty can be seen in the ugliest things

KARTUN MARTONO

catatan perjalananku dalam dunia kartun

muthiakarima

Semangat Berkarya :)

abstract blue

veritas illuminat me